Pagi ini, ketika bangun tidur anak saya yang laki-laki dengan wajah agak meringis dan sedikit bingung langsung menghampiri saya dan mengatakan, “Yah, aku mimpi ciuman semalam”. Lalu dia berkata, “tolong di hilangkan donk Yah….” (mentang-mentang ayahnya therapist :D ). Mendengar jawaban tersebut saya langsung tersenyum dan bertanya, “ciumannya dengan siapa?”. Lalu dia menjawab sambil tersenyum, “ada dech….”. Sambil terus penasaran saya melanjutkan bertanya, “dengan perempuan khan?”. Lalu dia menjawab, “Iya dengan perempuan, tolong hilangin donk Yah…”. Lalu saya bertanya, “mengapa harus di hilangkan?”, anak saya yang masih duduk di kelas empat itu pun kemudian menjawab sambil merasa ada sesuatu yang tidak nyaman, “abis jorok Yah…”. “Ok, sekarang mandi dan sholat Subuh dulu yaa…nanti di mobil sambil menuju ke sekolah Ayah bantu hilangkan”.
Sesuai janji saya, di dalam kendaraan dan sambil menikmati musik saya pun bertanya kembali tentang mimpinya. Anak saya sambil malu-malu kemudian mengatakan tidak ingin menceritakan, akan tetapi ingin sekali untuk segera menghilangkannya. Sepertinya mimpi tersebut benar-benar mengganggunya, maka saya langsung meminta ia untuk rileks dan memejamkan mata. Sambil ia memejamkan mata saya minta ia untuk menghadirkan kembali mimpi tersebut dalam pikirannya. Sesaat setelah ia mampu menghadirkan mimpinya, kemudian saya langsung minta ia untuk mengubah warna yang ada dalam mimpinya tersebut dengan warna hitam atau putih. Dengan cara seperti itu saya berharap intensitas gambar yang ada dalam pikirannya berkurang. Warna hitam atau putih mengindikasikan sesuatu yang kurang nyaman jika disajikan dalam imajinasi ketimbang berwarna.
Sambil terus memejamkan mata lalu ia mengatakan, “sekarang warnanya sudah hitam Yah…”. “Baik, sekarang kamu ambil penghapus dan warna hitam tersebut kamu hapus hingga bersih yaa…” ujar saya, “sudah Yah….sekarang jadi putih” jawabnya. “Baik, sekarang kamu tarik nafas, setelah itu keluarkan nafas sambil kamu rasakan pula perasaan jorok itu hilang”. Lalu saya sugestikan, “mulai saat ini dan seterusnya mimpi tersebut biasa-biasa saja ya…”. Sebelum ia membuka mata saya minta ia untuk berdoa agar dimudahkan serta dipahamkan pada saat belajar di sekolah nanti. Selanjutnya saya minta ia untuk membuka mata.
Sesaat setelah ia membuka mata dan kalimat yang keluar adalah seperti ini, “Yah…Yah…,kemarin waktu aku pulang sekolah ada polisi banyak banget di jalan, kayaknya ada razia dech…(terus berbicara membahas kejadian kemarin)”. Alhamdulillah….mimpi tersebut sepertinya sudah tidak ingin ia pikirkan kembali dan lebih memilih topik yang lain.
(Ditulis oleh Adam Hidayat)
Tertarik melakukan hipnoterapi ?
Silahkan lakukan pendafaran online di sini, tim kami akan segera menghubungi anda.